Al-Baqarah dan Ali Imran: Az-Zahrawan yang Mulia
Al-Baqarah & Ali Imran: Az-Zahrawan yang Mulia adalah kajian Fiqih Do’a dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 1 Rabiuts Tsani 1447 H / 23 September 2025 M.
Kajian Tentang Al-Baqarah & Ali Imran: Az-Zahrawan yang Mulia
Hadits tentang Ayat Kursi, bahwa ia adalah penghulu ayat-ayat Al-Qur’an. Hadits tentang dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah, bahwa siapa yang membacanya di malam hari maka itu akan mencukupinya.
Hadits tentang keutamaan surah Al-Baqarah, bahwa surah ini tidak dibacakan di dalam rumah melainkan setan akan lari darinya.
Hadits tentang sepuluh ayat pertama dari surah Al-Kahfi, bahwa siapa yang menghafalnya akan terlindung dari fitnah Dajjal.
Hadits tentang surah Al-Ikhlas, bahwa membacanya sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an. Dan tidak ada satupun hadits tentang keutamaan surah-surah Al-Qur’an yang lebih shahih darinya.
Hadis tentang Al-Mu‘awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) menjelaskan bahwa tidak ada yang bisa digunakan untuk memohon perlindungan lebih baik darinya.
Diriwayatkan pula sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أُنْزِلَ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ
“Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang belum pernah ada tandingannya.”
Kemudian beliau membaca surah Al-Falaq dan surah An-Nas. (HR. Muslim).
Setelah itu disusul hadits-hadits lain yang keshahihannya lebih rendah. Di antaranya hadits: إِذَا زُلْزِلَتْ setara dengan separuh Al-Qur’an. Hadits tentang قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ setara dengan seperempat Al-Qur’an. Hadits tentang تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ adalah surah penyelamat dari azab kubur. Hadits-hadits ini diperselisihkan apakah shahih, hasan, atau dhaif.
Adapun hadits yang menyebutkan satu per satu, misalnya membaca surah ini maka pahalanya begini, maka itu hadits palsu.
Bahkan yang membuat hadits palsu itu sendiri mengakuinya. Dia adalah Nuh bin Abi Maryam. Ia berkata: “Aku sengaja membuat hadits ini agar orang-orang sibuk dengan Al-Qur’an dan meninggalkan yang lainnya.”
Sebagian orang bodoh yang membuat-buat hadits berkata: “Kami berdusta demi membela Rasulullah.” Mereka menganggap isinya baik. Subhanallah, apakah seperti itu cara membela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Sama sekali bukan. Membela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak boleh dengan cara membuat hadits palsu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)
Orang bodoh itu tidak memahami bahwa siapa pun yang berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berarti ia telah melakukan kebohongan atas beliau dan berhak mendapatkan ancaman keras sebagaimana dalam hadis tersebut.
Syaikh Abdur Razzaq berkata bahwa di antara perkara yang hendaknya diketahui adalah bahwa keutamaan membaca surah-surah Al-Qur’an itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi surah tersebut.
Orang yang membaca Al-Qur’an sambil mentadaburi tentu lebih utama dibandingkan dengan orang yang hanya membaca tanpa tadabbur.
Terkadang keadaan sebagian manusia ketika membaca sebagian surah Al-Qur’an lebih baik, karena disertai kekhusyukan, tadabbur, pemahaman terhadap firman Allah, serta tekad yang kuat untuk mengamalkannya.
Walaupun surah tersebut mungkin tidak memiliki keutamaan secara khusus, tetapi jika dibaca dengan tadabbur, itu lebih utama dibandingkan sekadar membacanya tanpa penghayatan.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, bahwa sebagian syaikh ada yang meruqyah dengan Qul Huwallahu Ahad dan ternyata barakahnya besar. Sementara yang lain sama-sama meruqyah dengan Qul Huwallahu Ahad, tetapi tidak memberikan pengaruh.
Ini artinya kekuatan ruqyah juga ditentukan oleh keadaan orang yang membacanya. Bisa jadi seseorang yang bertakwa kepada Allah, ketakwaannya luar biasa, lalu membaca ruqyah, maka pengaruhnya sangat kuat. Sementara yang lain, yang imannya biasa-biasa saja, bisa jadi pengaruh ruqyahnya berbeda.
Qul Huwallahu Ahad tidaklah setiap orang membacanya bisa bermanfaat untuk setiap orang. Hal itu tergantung keadaan masing-masing.
Download MP3 Kajian Tentang Al-Baqarah & Ali Imran: Az-Zahrawan yang Mulia
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55621-al-baqarah-ali-imran-az-zahrawan-yang-mulia/